Warung Bebas

5/31/2012

Mimpi Sang Bintang (Chapter II)

Chapter II (Ibukota Here I Come)

Persimpangan jalan tempatku berdiri ini adalah jalan menuju impianku. Dimana nanti akan lewat sebuah benda besar dengan banyak roda, dan dia akan membawaku jauh ke tempat yang tak pernah terpikirkan bentuknya. Yang pasti aku takkan menemukan sawah atau pohon pisang seperti yang ada di belakang rumahku itu. Kulihat kembali secarik kertas yang ada di tanganku, tertulis sebuah alamat. Ibu bilang ini adalah alamat temannya dulu waktu kecil, ntah bagaimana nanti caranya, aku pasti akan menemukan tempat ini.

5/30/2012

Mimpi Sang Bintang

Namaku Bintang, dan hari ini adalah bagian hidupku yang kusebut "LULUS"

"Bintang...gimana? gimana?"tanya Ayu padaku. "Lulus kok Yu" jawab ku. "Yess, wahaahaa kamu jangan lupa kita nanti satu kampus lagi ya tang", "eenggg...iya deh aku usahakan Yu" jawabku tersenyum. Aku dan Ayu adalah anak sekolahan biasa yang baru saja lulus ujian akhir nasional. Kami turut berbahagia bersama anak anak lainnya yang juga lulus dari sekolah kecil di pelosok Sumatera. Tak jauh berbeda dengan anak anak lainnya akupun punya impian untuk menyambung kuliah di universitas favorit ibukota. Hanya saja ini akan sedikit berat bagiku mengingat aku bukanlah anak yang "berada". entah bagaimana caraku akan mengatakan ini pada ayah, dia telah berpesan padaku untuk membantunya mengerjakan sawah bersamanya setelah lulus nanti. andai saja nasibku semujur ayu atau anak anak lainnya yang mampu untuk menyambung pendidikan dari uang orang tuanya mungkin aku takkan berjalan pulang dengan langkah lesu seperti ini.

5/29/2012

Penjual agar-agar miterius

Sore ini aku melangkah keluar, bermodalkan lembaran-lembaran uang seibuan di tanganku, aku berniat membeli sedikit beras untuk makan malam hari ini. Agak berbeda kali ini, tak berhenti memperhatikan mimik wajah stiap orang yang lewat di depanku. Seakan turut merasakan apa yang ada dalam pikiran mereka, penatnya sore yang mereka jalani, hari hari yang membosankan di kantornya, atau mungkin problema kehidupan yang tak kunjung berakhir. Ya, sore ini tampak begitu melelahkan.

5/19/2012

Jalan Menuju Roma

Deni sedang dalam perjalanan menuju rumahnya. Tak jauh memang, hanya sekitar 15 menit bila bus yang di tumpanginya tak terjebak macet. Bus itu sangat sepi, hanya ada Deni dan seorang supir yang dengan tenang mengendalikan arah bus tersebut. Deni sangat tenang sampai seorang wanita cantik naik ke bus itu dan duduk di sebelahnya. Wanita itu berparas cantik, memakai kacamata yang kecil dan membawa sebuah tas di tangannya. Tubuhnya tinggi semampai, tidak terlalu gemuk dan tidak terlalu kurus, sangat proporsional.


 

Catatan Seorang Guru Gokil Copyright © 2012 Fast Loading -- Powered by Blogger